1.
Shadow Zone
Shadow
Zone merupakan wilayah dimana
gelombang suara tidak dapat merambat atau rambatan sgelombang suaranya lemah
sehingga menyebabkan suara tidak dapat merambat pada suatu medium. Pada kolom
perairan terjadi pembelokan gelombang suara (refraksi) y6ang terjadi karena
adanya perbedaan kedalaman, salinitas dam suhu air laut. (Urick, 1983). Apabila
terjadi kenaikan suhu air laut sebesar 1°C maka akan menyebabkan meningkatnya
kecepatan suara sebesar 1 m/detik. Apabila suhu meningkat menurut kedalaman
maka akan mengakibatkan gelombang suara yabg dipancarjan akan cenerung
dibelokan kea rah permukaan air.
Gambar 1. Shadow Zone Akustik
(Sumber:
http://www.dosits.org)
Keadaan sebaliknya apabila suhu menurun maka
gelombang suara akan cenderung dibelokan ke dasar perairan. Terjadinya
pembelokan gelombang suara ke permukaan dan dasar perairan maka terdapat
wilayah yang tidak terjadi perambatan gelombang suara yang disebut Shadow Zone. Laju perubahan suhu
terhadap kedalaman, kedalaman sumber suara dan kedalaman penerima suara.
2. Atenuasi Gelombang Suara
Sebelum terjadinya refraksi (pantulan) dari gelombang
suara maka atenuasi terjadi. Atenuasi itu sendiri merupakan
perjalanan reduksi amplitude dan intensitas gelombang melalui suatu medium. Terdapat
beberapa peristiwa yang terjadi pada atenuasi ini diantaranya yaitu absorpsi,
refleksi dan scattering. Adapun satuan dari atenuasi adalah decibels (dB).
Sedangkan koefisiensi atenuasi adalah atenuasi yang terjadi per satuan panjang
gelombang yang satuannya decibels per centimeter (dB/cm).
|
Peningkatan frekuensi sebanding lurus dengan
meningkatnya koefisien atenuasi. Nilai koefisiensi ini menyatakan besarnya
atenuasi per satuan panjang, yaitu apabila semakin tinggi frekuensi yang
digunakan maka akan semakin tinggi
koefisien atenuasinya. Untuk menghitung atenuasi dalam decibels hanya
perlu mengalikan frekuensi dalam megahertz (hasilnya mendekati/sebanding dengan
koefisiensi atenuasi dalam dB/cm).
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar